Di SMKN 12 MALANG mempunyai beberapa pokja untuk menerapkan program adiwiyata . Salah Satu diantaranya adalah pokja budidaya cacing tanah spesies lumbricus rubellus adalah jenis cacing yang sangat potensial untuk dibudidayakan . Karena , jenis cacing ini mempunyai siklus pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan jenis cacing lainnya . Bukan hanya itu , cacing tanah ini juga tergolong mudah pemeliharaan dan perawatannya . Karena bias dikembangkan dimedia limbah organik .
Sehingga tidak mengherankan jika banyak dimanfaatkan dalam dunia pertanian , peternakan serta industri farmasi . Dalam dunia farmasi cacing jenis ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat dan bahan kosmetik . Bahkan permintaannya pun terus meningkat untuk memenuhi jumlah produksi yang semakin besar .
Namun , ketersediaan cacing tanah jenis ini masihsangat terbatas dengan harga relative lebih mahal . Karena belum banyak yang melakukan budidaya . Karena masih jarang masyarakat yang tahu akan hal ini . Jadi , pada kesempatan kali ini akan saya kasih sedikit rips dan trik mengenai cara budidaya cacing tanah . Berikut ulasannya .
1. Persiapan lokasi budidaya cacing
Tanah yang akan digunakan sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organic dalam jumlah yang besar . Bahan-bahan organic tersebut bias berasal dari dedaunan yang sudah gugur . Kotoran ternak ataupun tanaman dan hewan yang sudah mati. Cacing tanah sangat suka dengan bahan-bahan yang mudah membusuk karena lebih mudah dicerna untuk pertumbuhan yang netral dengan ph sekitar 6-7,2 . Dengan kondisi tersebut , bakteri yang ada dalam tubuh cacing tanah biasa bekerja dengan optimal untuk mengadakan fermentasi atau pembusukan . Kelembaban udara juga perlu kamu perhatikan agar pertumbuhannya dan perkembangbiakannya bias optimal yaitu sekitar 15-30 % suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan cacing tanah dan penetasan kokon adalah sekitar 15-25 derajat celcius atau suam-suam kuku . Suhu yang lebih tinggi dari 25 derajat celcius masih tetap baik , asalkan ada naungan yang cukup dengan kelembaban yang optimal . Usahakan lokasinya juga mudah untuk diawasi dan tidak terkena oleh sinar matahari secara langsung . Misalkan dibawah pohon rindang , disamping rumah atau ruangan khusus yang atapnya terbuat dari bahan-bahan yang tidak meneruskan sinar dan tidak menyimpan panas .
2. Pedoman teknis budidaya cacing tanah
A. Penyiapan sarana dan peralatan
Pembuatan kandang sebaiknya menggunakan bahan-bahan mudah dan murah, seperti rumbia , bamboo , ijuk , papan bekas , suta genteng dari tanah liat . Salah satu contoh kandang permanen untuk peternakan skala besar dengan ukuran 1,5 * 18 meter dan tinggi 0,45 meter .
Didalamnya buatlah rak-rak bertingkat sebagai tempat / wadah pemeliharaan . Bagunan kandang juga bisa kamu buat tanpa dindidng ( terbuka ) atau bisa juga digunakan model lainnya seperti kotak bertumpuk , rak berkaki , pancing berjajar dan pancing bertingkat .
B. Pembibitan Cacing
Persiapan yang perlu kamu lakukan dalam upaya ini adalah meramu media tumbuh , menyediakan bibit cacing yang unggul , mempersiapkan kandang cacing dan juga pelindung kandangnya .
C. Pemilihan Bibit Calon Indukan Cacing
Sebaiknya jika kamu ingin membudidayakan cacing tanah secara komersial , gunakanlah bibit yang sudah ada karena membutuhkan jumlah yang cukup besar . Tapi , jika ingin dimulai dari cacing tanah yang ada di alam . Biasanya banyak ditumpukkan sampah yang membusuk / tempat pembuangan kotoran hewan.
D. Pemeliharaan bibit induk cacing dengan beberapa cara :
Ø Memelihara cacing tanah sebanyak-banyaknya / disesuaikan dengan tempat yang kamu gunakan . Kamu bisa memilih cacing yang muda / dewasa . Jika kandangnya berukuran tinggi 0,3 m , Panjangnya 2,5 m , dan Lebarnya 1 m . Biasanya bisa merampung bisa menampung sekitar 10.000 ekor cacing tanah dewasa .
Ø Pemeliharaan dimulai dengan jumlah kecil . Jika jumlahnya bertambah sebagian cacing bisa kamu pindahkan ke bak pemeliharaan lain .
Ø Kombinasi antara dua cara diatas
Ø Pemeliharaan khusus kokon sampai anak setelah dewasa baru dipindahkan ke bak pemeliharaan lain .
Ø Pemeliharaan khusus cacing dewasa sabagai bibit .
E. Sistem Pemuliabiakan
Apabila media pemeliharaan sudah siap dan bibit cacing juga sudah ada. Maka penanaman bisa segera kamu laksanakan secepatnya . Jika sudah , amati secara rutin 3 jam sekali , siapa tau ada yang berkeliaran diatas media / bahkan ada yang meninggalkan media . Apabila dalam rentang waktu lama / sekitar 12 jam tidakada yang keluar dari wadah , berarti media yang kamu buat sudah cocok , sebaliknya jika tidak cocok maka berkeliaran kemana mana .
F. Perkawinan / Reproduksi
Cacing termasuk hewan hemaprodit , yaitu memiliki alat kelamin ganda meskipun demikian , dalam urusan pembuahan mereka tidak bisa melakukannnya sendiri.
Dari hasil perkawinan sepasang cacing akan menghasilkan satu buah kokon yang berisi telur-telur . Kokon tersebut berbentuk lonjong dengan ukuran kurang lebih 1/3 besar kepala korek api . Dalam rentang waktu 14-21 hari kokon akan menetas , setiap kokon akan menghasilkan 2-20 ekor , diperlukan 100 ekor cacing bisa menghasilkan sekitar 100.000 cacing dalam waktu 1 tahun .
3. Pemeliharaan
A. Pemberian Pakan
Untuk pemberian makannnya cukup sekali saja dalam 24 jam . Apabila kamu tanam 1kg maka 1kg juga pakan yang harus kamu berikan . Hal yang perlu kamu perhatikan dalam pemberian makanan antara lain :
- Pakan harus berbentuk serbuk
- Serbuk pakan harus ditaburkan rata diatas media , tapi usahakan jangan menutupi keseluruhan . Sisakan sekitar 2-3 bagian peti
- Tutup pakan dengan media yang tidak tembus cahaya
- Perbandingan antara serbuk cacing dan air adalah 1:1
B. Penggantian Media
Media yang mudah menjadi kascing/tanah atau yang telah banyak kokonnya harus segera diganti . Agar cacing cepat berkembangbiak , rata-rata penggantian media bisa kamu lakukan setiap 2 minggu sekali
C. Proses Kelahiran
Bahan yang digunakan sebagai media tanam antara lain kotoran hewan , batang pisang , dedaunan kering , limbah rumah tangga dan lain sebagainya . Bahan tersebut kemudian dipotong-potong dulu dengan ukuran 2,5 cm . Semua bahan kecualikotoran ternak diaduk dann ditambah dengan air hingga merata . Bahan campuran dan kotoran ternak dijadikan satu dengan perbandingan 7:3 dan ditambah air secukupnya.
4. Hama dan Penyakit
Keberhasilan dalam upaya budidaya cacing tanah tidak terlepas dari upayamu dalam mengendalikan hama . Hama-hama berupa serangga dan hewan pemangsa , antara lain : semut , burung , kumbang , lipan , kelabang , katak , lalat , tikus , itik , ayam , dll .
5. Panen Cacing
Dalam usaha budidaya cacing tanah ada dua bagian penting yang nantinya kamu penen , yaitu cacing itu sendiri dan kascing atau tanah bekas cacing . Memanennya juga cukup mudah , kamu hanya perlu memberikan penerangan dimedia tanam tersebut , maka cacing akan keluar dengan sendirinya . Karena cacing sangat sensitif dengan cahaya .
6. Manfaat
Dalam bidang pertanian , cacing menghancurkan bahan organic sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah . Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman . Selain itu cacing tanah dapat digunakan sebagai :
1.) Bahan pakan ternsk
2.) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit
3.) Bahan baku kosmetik
4.) Makanan manusia