Setiap hari, sampah dihasilkan oleh
setiap orang. Berdasarkan data Dinas Kebersihan DKI Jakarta dan riset
dari Waste4Change, di Jakarta saja dihasilkan 6000 ton sampah
perharinya. Jumlah ini setara dengan bobot 25 ekor paus biru, mamalia
terbesar yang ada di bumi. Sampah tersebut sebagian besar merupakan
sampah organik (54%), dan sisanya adalah sampah kertas (15%), plastik
(14%), serta kaca, logam, dan lainnya.
Dari total
sampah yang dihasilkan penduduk kota Jakarta tersebut, masih menurut
survey Waste4Change, sebanyak 79 persen diantaranya dikirim dan diolah
di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA). Sisanya, didaur ulang atau
bahkan tidak terangkut atau bahkan dibuang di sungai. Mencemari sungai
dan menjadi salah satu penyebab bencana banjir yang rajin menyambangi
warga Jakarta. Sampah yang terangkut ke TPA pun sering kali masih
mendatangkan berbagai masalah lingkungan lainnya.
Sebenarnya kita dapat berbuat lebih baik
dalam menghadapi sampah. Memilah sampah sejak dari rumah tangga dan
mengolahnya menjadi lebih bermanfaat. Pilihan untuk memilah sampah
ternyata bisa dilakukan dengan mudah dan sederhana. Anehnya, masih
sedikit dari kita yang bersedia melakukannya.
Memilah sampah
bisa dilakukan dengan memisahkan antara sampah organik dengan sampah
nonorganik. Antara sampah yang mudah membusuk dengan sampah yang sulit
membusuk. Sampah organik dan yang mudah membusuk diantaranya adalah
sampah dapur seperti sayuran, buah, atau sisa makanan, serta sampah
kebun seperti dedaunan, rumput, ranting, dan lain-lain. Sedangkan sampah
nonorganik atau yang sulit membusuk seperti plastik, kaca, kertas,
kardus, dan logam.
Setelah dipisahkan, sampah organik dapat dibuat kompos. Pembuatan kompos bisa dilakukan secara mandiri atau sendiri (Baca : Cara Membuat Kompos Skala Rumah Tangga).
Jika tidak mempunyai cukup waktu dan tempat dalam mengolah kompos
sendiri, sampah organik ini dapat diserahkan pada sentra-sentra
pengrajin kompos yang ada. Hasil kompos ini kemudian dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk di kebun, taman rumah, atau tanaman-tanaman dalam pot.
Sampah nonorganik yang telah dipisahkan
tidak kalah manfaatnya. Jika memiliki kreatifitas dan kesempatan,
sampah-sampah ini dapat didaur ulang menjadi aneka barang bernilai guna
(Baca : 3R Sampah).
Namun jika tidak, sampah nonorganik yang telah terkumpul bisa dijual
atau disumbangkan ke pemulung, tukang rongsokan, penjual barang bekas,
hingga tempat daur ulang. Sehingga barang-barang bekas tersebut bisa menghasilkan pendapatan tambahan.
Yang tidak kalah pentingnya selain
memilah sampah, alangkah bijaknya jika kita mulai mengurangi sumber
sampah. Cara-cara sederhana dan mudah pun dapat dilakukan untuk
mengurangi sumber sampah. Cara-cara tersebut seperti :
- Menghabiskan makanan
- Menghindari barang-barang dengan umur pakai yang pendek
- Memilih produk kemasan yang besar
- Memilih produk-produk renfil (isi ulang)
- Membawa kantong belanjaan sendiri
Ternyata berlaku bijak terhadap sampah
bisa dilakukan dengan mudah. Memilah dan memisahkan sampah dapat
dilakukan dengan cara yang sederhana, mudah, dan murah mulai dari rumah
masing-masing.
0 komentar:
Posting Komentar