image1 image2 image3 image4

WELCOME TO ADIWIYATA OUR SCHOOL|SMK NEGERI 12 MALANG|Our web programmers design of XII RPL

Memilah sampah dan mengolah sampah

Memilah sampah dan mengolah sampah bisa dilakukan dengan cara yang mudah, bahkan teramat mudah. Kegiatan memilah sampah maupun mengolahnya bisa dilakukan oleh setiap orang. Cukup dengan cara yang sederhana dan mudah, mulai di setiap rumah tangga kita. Meski dengan cara yang sederhana dan mudah, kegiatan memilah sampah mampu memberikan dampak yang besar dalam pengelolaan sampah yang kerap kali terabaikan.
Setiap hari, sampah dihasilkan oleh setiap orang. Berdasarkan data Dinas Kebersihan DKI Jakarta dan riset dari Waste4Change, di Jakarta saja dihasilkan 6000 ton sampah perharinya. Jumlah ini setara dengan bobot 25 ekor paus biru, mamalia terbesar yang ada di bumi. Sampah tersebut sebagian besar merupakan sampah organik (54%), dan sisanya adalah sampah kertas (15%), plastik (14%), serta kaca, logam, dan lainnya.
Dari total sampah yang dihasilkan penduduk kota Jakarta tersebut, masih menurut survey Waste4Change, sebanyak 79 persen diantaranya dikirim dan diolah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA). Sisanya, didaur ulang atau bahkan tidak terangkut atau bahkan dibuang di sungai. Mencemari sungai dan menjadi salah satu penyebab bencana banjir yang rajin menyambangi warga Jakarta. Sampah yang terangkut ke TPA pun sering kali masih mendatangkan berbagai masalah lingkungan lainnya.
Sebenarnya kita dapat berbuat lebih baik dalam menghadapi sampah. Memilah sampah sejak dari rumah tangga dan mengolahnya menjadi lebih bermanfaat. Pilihan untuk memilah sampah ternyata bisa dilakukan dengan mudah dan sederhana. Anehnya, masih sedikit dari kita yang bersedia melakukannya.
Memilah sampah bisa dilakukan dengan memisahkan antara sampah organik dengan sampah nonorganik. Antara sampah yang mudah membusuk dengan sampah yang sulit membusuk. Sampah organik dan yang mudah membusuk diantaranya adalah sampah dapur seperti  sayuran, buah, atau sisa makanan, serta sampah kebun seperti dedaunan, rumput, ranting, dan lain-lain. Sedangkan sampah nonorganik atau yang sulit membusuk seperti plastik, kaca, kertas, kardus, dan logam.
Setelah dipisahkan, sampah organik dapat dibuat kompos. Pembuatan kompos bisa dilakukan secara mandiri atau sendiri (Baca : Cara Membuat Kompos Skala Rumah Tangga). Jika tidak mempunyai cukup waktu dan tempat dalam mengolah kompos sendiri, sampah organik ini dapat diserahkan pada sentra-sentra pengrajin kompos yang ada. Hasil kompos ini kemudian dapat dimanfaatkan sebagai pupuk di kebun, taman rumah, atau tanaman-tanaman dalam pot.
Sampah nonorganik yang telah dipisahkan tidak kalah manfaatnya. Jika memiliki kreatifitas dan kesempatan, sampah-sampah ini dapat didaur ulang menjadi aneka barang bernilai guna (Baca : 3R Sampah). Namun jika tidak, sampah nonorganik yang telah terkumpul bisa dijual atau disumbangkan ke pemulung, tukang rongsokan, penjual barang bekas, hingga tempat daur ulang. Sehingga barang-barang bekas tersebut bisa menghasilkan pendapatan tambahan.

Yang tidak kalah pentingnya selain memilah sampah, alangkah bijaknya jika kita mulai mengurangi sumber sampah. Cara-cara sederhana dan mudah pun dapat dilakukan untuk mengurangi sumber sampah. Cara-cara tersebut seperti :
  • Menghabiskan makanan
  • Menghindari barang-barang dengan umur pakai yang pendek
  • Memilih produk kemasan yang besar
  • Memilih produk-produk renfil (isi ulang)
  • Membawa kantong belanjaan sendiri
Ternyata berlaku bijak terhadap sampah bisa dilakukan dengan mudah. Memilah dan memisahkan sampah dapat dilakukan dengan cara yang sederhana, mudah, dan murah mulai dari rumah masing-masing.

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar